Oleh: Siti Julaeha, M.Pd (Wakil Direktur Bidang Pendidikan Al Fityan School Tangerang)
Rencana manusia akan kalah dengan takdir dan ketentuan dari-Nya. Sang Maha Kuasa atas segala kejadian yang ada di alam semesta. Tak pernah kita berpikir sebelumnya, pandemi virus corona akan menyerang jutaan manusia dan menyeleksi populasi yang ada. Banyak resolusi dan misi yang terurai, tak mampu dijalankan sebagai mana mestinya. Putus asa, tentu dirasakan oleh sebagian besar dari umat manusia. Keterpurukan ekonomi global dan terjadinya inflasi menjadi isu yang menohok serta mengancam kesejahteraan manusia, khususnya di Indonesia. Kejahatan dan kemiskinan seolah saling berkejaran atau bahkan beriringan. Sungguh mengerikan, pandemi corona ini membius interaksi dan mengubah tatanan kehidupan dunia.
Lantas bagaimana cara kita menyikapi situasi ini?
Banyak coaching yang dilakukan oleh beberapa instansi dan pakar psikologi agar kita tidak terjatuh dan terpuruk dalam situasi pandemi. Tapi faktanya motivasi itu hanya muncul di saat itu saja. Saat dimana kita ada dalam pengaruh coaching, di dalam sebuah kelas atau platform kendali motivasi. Setelahnya, mungkin bisa dibilang masuk telinga kanan dan selanjutnya keluar telinga kiri. Begitulah faktanya, bukan suatu asumsi tapi memang benar-benar terjadi. Apabila dalam diri tidak hadir motivasi maka sebanyak apapun orang memberikan penguatan psikologi dan coaching untuk menerima dan bangkit dari situasi maka diri kita akan tetap terpuruk. So, motivasi internal jauh lebih penting dimiliki oleh semua individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Robin Teigland dan Molly Wasko (2009)[1] yang menyatakan: “Individu yang lebih termotivasi dari dalam diri sendiri dibandingkan individu lain dalam organisasi akan menunjukkan performa yang lebih baik”.
Pertanyaannya, bagaimana cara kita memunculkan motivasi internal?
Tauhid, atau keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Esa. Ya, saat kita memasukkan ilmu tauhid dalam diri maka ruhiyah kita akan dengan sendirinya memberikan penguatan kepada seluruh anggota badan. Memberikan energi positif, bahwa segala sesuatu yang terjadi atas kehendak Tuhan. Sebagai umat Islam, kita menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang berkuasa dan maha mengetahui segala sesuatu. Melalui ilmu tauhid, kita mampu meyakini adanya Allah Azza Wa Jalla yang maha mengatur segala kondisi.
Allah Azza Wa Jalla Memiliki wewenang untuk memporak porandakan alam semesta. Pun dengan hari ini, saat pandemi corona mulai menginfeksi sebagian besar manusia, dan jutaan manusia tak mampu mengendalikannya, bahkan ia melemah, tak berdaya, akhirnya mati. Sementara itu, kita ketahui wujud virus yang amat kecil bahkan tak mampu ditelisik dengan mata telanjang, ternyata dapat meluluh lantakan kehidupan di dunia. Itulah Allah, Dia mudah mengirim makhluk untuk menguji kadar keimanan kita. Tidak banyak orang yang putus asa karena pandemi. Kita bisa buktikan dari banyaknya kasus kejahatan dan penyalah gunaan narkoba di televisi yang semakin meningkat. Alasannya tidak lain karena keputus asaan mereka dalam menanggapi situasi ini. Sifat putus asa muncul karena hilangnya keyakinan diri. Hal tersebut merupakan akibat dari tipisnya ilmu tauhid dalam hati, sehingga ia tidak percaya akan rencana terbaik yang sedang Allah persiapkan untuk hambanya yang mau bersabar. Beberapa ayat Alqur’an yang menunjukkan bahwa ilmu tauhid dapat memberikan motivasi internal pada seseorang:
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita (Qs. At taubah:40)”.
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman (Qs. Al Imran:139)”.
Pada kedua ayat al quran tersebut dijelaskan bahwa dengan keyakinan kepada Allah dan percaya bahwa Allah itu selalu ada bersama kita, maka tak ada rasa sedih dan sikap lemah. Hal ini merupakan sebuah motivasi internal yang akan berefek positif pada kehidupan kita jika mau mengimplementasikannya. Banyak hikmah yang bisa kita telusuri dari situasi pandemi saat ini. Khususnya, dalam dunia pendidikan. Pandemi bukan saja mengubah paradigma ekonomi, sosial budaya, dan politik. Tapi ia juga mampu memberikan perubahan yang sangat besar bagi pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dari adanya penerbitan kurikulum pendidikan darurat di masa pandemi. Langkah ini merupakan salah satu upaya pembentukan motivasi dan penerimaan situasi pendidikan. Ya, adanya pemberlakuan kurikulum darurat menjadi bukti bahwa kehidupan harus terus berjalan bukan sebaliknya kita tergerus dengan perubahan. Meski banyak yang harus di sesuaikan mulai dari pola pembelajaran, perangkat pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi yang lebih besar di bandingkan sebelum hadirnya pandemi.
Bagi sebagian guru yang malas dan merasa tidak mampu menyesuaikan diri dengan situasi ini, tentu akan merasa capek, tidak mau belajar memahami dan selalu mengeluh. Akhirnya berdampak pada kualitas pembelajaran yang seadanya, tidak diupayakan baik dan terkesan biasa saja. Sebaliknya, untuk guru yang memiliki motivasi yang baik dan berpikiran positif maka ia akan terus mencoba mengembangkan kompetensi diri. Mencoba mengenali segala bentuk pola pembelajaran yang menarik bagi siswa dan selalu berupaya menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna serta berkualitas. Begitupun dengan peserta didik dan orang tua. Apabila mereka mampu menerima, dan sabar mengikuti setiap pola kehidupan yang telah Allah buat. Tentu mereka akan mencoba belajar dan terus memahami situasi yang ada. Beberapa ayat alquran yang dapat kita tadaburi berkaitan dengan situasi pandemi:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Qs. Al Baqarah: 216)”.
“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya (Qs. At Thalaq: 2-3)”.
[1] Lao, H. A. 2018. Analisis Pengaruh Motivasi Internal dan Motivasi Eksternal terhadap Kinerja Karyawan Swiss Belin Kristal Kupang. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN), 3(1): hlm. 1-10.